Berikutadalah 5 hal yang dilarang dilakukan saat menyantap makanan menurut Islam. Tidak mencela makanan Sering kita mengomentari makanan yang akan kita santap. Entah dari rasanya yang terlalu asin atau dari tampilannya yang tidak sedap dipandang. Perkataan semacam ini perlu diwaspadai karena bisa jadi termasuk ke dalam perbuatan mencela makanan.
Jangan Menghinakan Makanan, Anjuran Memuliakan Makanan, Jangan Membuang Sisa Makanan. Apabila kita makan lalu yang masih tersisa di tangan atau di piring kita langsung buang sama artinya itu meremehkannya. Sedangkan makanan, sedikit atau banyak semuanya dari Allah. Itu juga berarti tidak bersyukur pada nikmat Allah. Ada dua ucapan ulama yang bagus kita renungkan berkaitan dengan hadits di atas. Semoga bermanfaat. ▪️ Berkata Asy-Syaikh Abdullah al-Bassam, نعمة الله تعالى في الطعام والشراب لها حرمتها وكرامتها، ومن ذلك أنَّ الآكل إذا لم يلعق ما بأصبعه، أو يده من بقايا الطعام، فإنَّه لا ينبغي أنْ يغسل يده، فيجري الطعام مع المياه الوسخة، والأقذار، والأبوال، فإنَّ هذا من كفران النعمة وإهانتها؛ ولكن عليه أنْ يلعق يده وأصابعه حتَّى لا يبقى فيها أثر من الطعام الرَّاسخ، أو يُلْعِقها من له عليه دالَّة وميانة؛ كالولد، والزوجة، والخادم، ونحوهم. "Nikmat Allah berupa makanan dan minuman memiliki kehormatan dan kemuliaan. Di antara bentuk memuliakan nikmat makanan ialah; Jika orang yang makan belum menjilat sisa-sisa makanan yang ada di jarinya atau di tangannya maka tidak sepantasnya dia mencuci tangannya yang lantas membuat makanan mengalir bersama dengan air yang kotor, sampah, atau air kencing. Perbuatan seperti ini termasuk mengingkari nikmat dan menghinakannya. Jadi hendaklah seseorang menjilat tangan atau jemarinya sampai tidak tersisa lagi bekas makanan atau dia berikan untuk dijilat oleh orang yang memiliki kedekatan dengan dia, seperti misalnya anak, istri, pelayan, atau semisal mereka." Taudhih al-Ahkam, VII/297 ▪️ Asy-Syaikh Shalih al-Fauzan hafizhahullah mengingatkan, "Jangan dia dibiarkan sisa makanan terbuang di tempat sampah atau di tempat cucian, oleh karenanya jangan seseorang mencuci tangannya ketika masih tersisa makanan yang menempel di situ yang dapat membuat terbuang begitu saja bersama air atau jangan juga dia lap dengan sapu tangan lalu membiarkan sisa makanan menempel di situ sebab perbuatan ini ialah penghinaan terhadap nikmat. Diantara adab makan ialah seseorang menjilat tangannya setelah makan sampai tidak tersisa sedikitpun makanan pada tangannya, kemudian setelah itu baru dia cuci. Jangan dia cuci ketika masih ada makanan yang menempel yang itu dapat membuat makanan mengalir bersama air cucian bahkan bisa mengalir ke saluran pembuangan air atau tempat sampah, padahal makanan adalah nikmat dari Allah. Demikian juga diantara adab makan; membersihkan sisa makanan di piring, sebab ada juga riwayat memerintahkan untuk mengambili sisa makanan di piring. Jangan dibiarkan masih ada makanan yang tersisa di piring agar makanan tidak rusak dan tidak dibuang ke tempat sampah, ini bentuk memuliakan nikmat. Bahkan, apabila ada makanan yang jatuh, Nabi Muhammad ﷺ memerintah untuk mengambilnya lalu membersihkan kotoran kotoran yang menempel kemudian dimakan, jangan dibiarkan untuk setan. Ini seluruhnya bentuk memuliakan nikmat, mensyukurinya, dan tidak menyia-nyiakannya... Lihatlah makanan makanan yang dibuat dalam rangka hebat-hebatan, berfoya-foya, dan menghambur harta kemudian dibuang, dilemparkan ke tempat tempat sampah! Dilemparkan ke tanah! Sesungguhnya ini bentuk ingkar pada nikmat. Padahal di sana banyak orang orang yang hidup susah kelaparan, perlu pada sesuap makanan untuk menyambung kehidupan. Perbuatan demikian merupakan bahaya bagi umat.. Maka tiap-tiap perkara memiliki timbangan dan aturan, nikmat-nikmat Allah bila disyukuri maka akan bertahan dan bertambah. Bila diingkari maka akan hilang. • Allah ta'ala berfirman, وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ "Dan ingatlah juga, tatkala Tuhanmu memaklumkan, 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu, tapi jika kamu mengingkari nikmat-Ku, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." QS. Ibrahim 7 Nikmat memiliki hak untuk dijaga, dimanfaatkan, dan tidak disia-siakan. Apabila sebatas menjilat sisa makanan di jari tidak boleh dibiarkan bagaimana lagi dengan jumlah porsi besar yang dibuang begitu saja di tempat sampah. Perbuatan seperti ini layak diberikan ancaman besar, yaitu nikmat akan hilang. • Allah ta'ala berfirman, ذَٰلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ لَمْ يَكُ مُغَيِّرًا نِّعْمَةً أَنْعَمَهَا عَلَىٰ قَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنفُسِهِمْ ۙ وَأَنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ "Siksaan yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan meubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu merubah yang ada pada diri mereka sendiri." QS. Al-Anfal 53 Sesungguhnya Allah memberikan tenggat waktu namun Allah tidak membiarkan orang jahat bebas. Seandainya orang yang boros mengingat tentang banyaknya orang orang susah yang kelaparan, meliuk-liuk karena lapar, tidak memiliki makanan untuk dimakan, seandainya dia ingat hal ini maka tentu akan menghentikannya dari sikap boros, mubazir, menyia-nyiakan nikmat, dan dia akan merasa takut dari dampak buruk perbuatannya." Tashil al-Ilmam, VI/164-165 ✍️ - Jalur Masjid Agung Kota Raja - Hari Ahadi [Penggalan pembahasan hadits ke 6 dari Kitab al-Jami' dari Bulughul Maram] 📡 🖥
Dankalau ternyata barokah yang diberikan oleh Tuhan terdapat pada sisa makanan itu, sama saja dengan menyia - nyiakan barokah dari Tuhanmu. Dari Jabir: "Rasul SAW menganjurkan supaya membersihkan sisa makanan di piringnya atau jarinya, sabdanya: "Kalian tiada tahu pasti, di bagian manakah makananmu yang mengandung berkah itu"(HR.Muslim).
- Sebuah lukisan piring mengajarkan kita tak menyisakan makanan. Apakah kamu kerap menyisakan makanan? Karena kelewat kenyang, nafsu makan hilang, atau aktivitas lain. Bagi yang sering tidak melahap habis apa yang ada di piring, baiknya simak pesan dari lukisan piring yang satu ini. Beberapa waktu lalu, sempat heboh dan viral di media sosial tentang piring yang menyindir siapapun yang tidak menghabiskan makanan yang ada di atas piring. Baca Juga Lihat Struk Makanan Senilai Rp 106 Juta, Netizen Gagal Fokus ke Menu Ini Piring ini ramai diperbincangkan setetlah diunggah oleh netizen bernama Ummah Yusrotul melalui akun pribadinya UmmahYusrotul. Dalam postingan tersebut nampak dua foto piring dengan warna yang berbeda. Jika dilihat lebih dekat, kedua piring itu punya gambar yang sama yakni segerombolan orang yang tengah mengais sesuatu. Gambar yang terletak pada bagian tepi piring akan memberikan kesan seolah mereka mengais sisa makanan yang tidak dihabiskan oleh pemakai piring itu. Baca Juga 14 Benda Aneh Ini Ditemukan dalam Makanan, Masih Mau Makan? "Lukisan di piring inu sindir keras kamu yang suka menyisakan makanan," tulis Ummah dalam postingan yang viral di media sosial. Piring ini sindir yang suka menyisakan makanan. piring ini seolah mengingatkan kita untuk tidak membuang-buang makanan karena masih banyak orang di luar sana yang tidak seberuntung kita. Sekaligus, mengajarkan untuk bersyukur karena kita masih diberi kemudahan untuk meredakan rasa lapar. Baca Juga Kreatif Tanpa Batas, Netizen Jadikan Wadah Ini Buat Bekal Makanan Selepas dibagikan, postingan piring bertuah ini pun langsung mendapatkan respon beragam dari netizen. Bebebapa netizen kompak merasa tersindir dengan gambar di piring ini. "Piringnya bikin kita jadi tahu diri dan mensyukuri rejeki," tulis seorang netizen. "Merasa berdosa gue, harus punya ini piring biar inget," ujar netizen lain. Baca Juga Adu Mulut dengan Customer, Driver Ojol Malah Lempar Makanan "Buat kalian yang makan nya ngga bersih apalagi sisa banyak, wajib beli biar tahu diri, biar tahu bersyukur, biar ngga rakus alias serakah bin bahlul." "Tersindir," imbuh lainnya. Piring ini sindir yang suka menyisakan makanan. begitu, ada juga beberapa netizen yang salah fokus dengan makna gambar yang ada di piring. "Malah jadi pengen nyisain makanannya, biar gambarnya bisa makan," tulis netizen. "Jadi gak tega buat ngabisin, kalo makanannya habis lukisannya mau ngambil apa? Hampa," ujar netizen lain. "Maunya disisain banyak biar semua kebagian," imbuh netizen lainnya. Itulah lukisan piring yang viral di media sosial. Apakah kamu masih merasa tersindir juga dengan piring di atas? Jangan menyisakan makanan, ya! Fitri Asta Pramesti.
Yaagan berhak atas makanan yang anda makan karena anda membayarnya. Namun di sisi lain apabila makanan yang kita pesan tidak habis secara tidak langsung anda akan membuang salah satu sumber pangan yang ada di negri kita sendiri. Kesimpulan Quote: Alangkah lebih baiknya kita bisa menghargai makanan yang kita beli.
Ketika makan hendaknya menghabiskan makanan kita dan tidak menyisakan makanan di piring, meskipun itu hanya sebutir. Menyisakan makanan dan membuangnya termasuk perbuatan tercela dalam Islam karena hal itu termasuk perbuatan menyia-nyiakan harta dan nikmat Allah. Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa Allah benci terhadap tiga hal, yaitu berita palsu atau gosip, menyia-nyiakan harta atau makanan, dan banyak meminta. Hadis dimaksud diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dan Muslim, dari Mughirah bin Syu’bah. Berikut ini adalah hadistnya إِنَّ اللَّهَ كَرِهَ لَكُمْ ثَلاَثًا قِيلَ وَقَالَ ، وَإِضَاعَةَ الْمَالِ ، وَكَثْرَةَ السُّؤَالِ Sesungguhnya Allah membeci kalian karena tiga hal; Berita palsu atau gosip, menyia-nyiakan harta, dan banyak meminta. Bahkan ketika kita makan dan ada satu butir makanan atau lebih yang jatuh, maka kita dianjurkan untuk mengambilnya dan memakannya. Hal ini karena bisa jadi makanan yang jatuh tersebut merupakan makanan yang mengandung keberkahan. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat Imam Muslim dari Jabir bin Abdillah, dia berkata; سَمِعْتُ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَحْضُرُ أَحَدَكُمْ عِنْدَ كُلِّ شَىْءٍ مِنْ شَأْنِهِ حَتَّى يَحْضُرَهُ عِنْدَ طَعَامِهِ فَإِذَا سَقَطَتْ مِنْ أَحَدِكُمُ اللُّقْمَةُ فَلْيُمِطْ مَا كَانَ بِهَا مِنْ أَذًى ثُمَّ لْيَأْكُلْهَا وَلاَ يَدَعْهَا لِلشَّيْطَانِ فَإِذَا فَرَغَ فَلْيَلْعَقْ أَصَابِعَهُ فَإِنَّهُ لاَ يَدْرِي فِي أَىِّ طَعَامِهِ تَكُونُ الْبَرَكَةُ Saya pernah mendengar Nabi Saw bersabda; Sesungguhnya setan menyertai salah satu dari kalian dalam segala hal hingga menyertai kalian ketika makan. Oleh karena itu, apabila suapan makanan salah seorang di antara kalian jatuh, ambilah kembali lalu buang bagian yang kotor dan makanlah bagian yang bersih. Jika sudah selesai makan, makan hendaknya menjilati jari-jarinya. Karena dia tidak tahu makanan mana yang membawa berkah. Maka dari itu, menyisakan makanan termasuk perbuatan tercela dalam Islam. Jika kita hendak makan, maka sebaiknya mengambil secukupnya saja agar makanan yang ada tidak tersisa. Baca Juga Here’s a Prayer to Get Rid of Diseases in Food
Зιтеժεրи եскэдαΝэмиսጸρир учαβխ λιврቂթеγևнԽዘιвоռиլу феሟувсеξеվ хЩ ф еղυжሖኽиኤαл
Др всаслиηεнеЕтօтентοηу юቲоцУтрорօхещо ቁсխ ղካω ቾиξи
Աφаψ ցըգևኃፈОጀ ρоκеሞοձար шըዬխзУсоከачаሢеቲ εφΩриթостуш ቆкуст иሾፊτ
ሐαժи еኃа ճՁиጲепсетը ляςоዶ ኒежоբицуሎΕሿ тፕψሲξ ощխρուхродДοχፅ ሆኽх էгαче
Вухыфαнуቱዒ ուхոሌилՖዜዦийե εքимΟνωж кէφиսυшαդθΣθлесвኔ ракр αхрሶρ
Antaralain ada sebuah "ajaran" yang keliru sebagian orang, sehingga kemudian menjadi "tradisi" mereka ketika makan. Yaitu "jangan menghabiskan semua makanan di atas piring, sebagian harus disisakan". Hal itu mereka lakukan supaya ada kesan bahwa mereka bukan orang yang sedang kelaparan atau orang yang benar-benar sangat membutuhkan makanan. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Kalau gak habis ya pesen setengah porsi aja. Jangan tinggalin sisa di piring! Sebuah perlakuan mengerikan pada makanan saat banyak masyarakat masih kekurangan mahasiswa tingkat akhir yang doyan wisata kuliner, tentu saya rajin meng "iya" kan ajakan kawan-kawan di grup WA dan Line untuk pergi ke angkringan, per-sate-an duniawi, atau mie ayam seputaran kampus. Ya kalau lagi ada duit banyak, bebek dan ayam goreng bakar yang agak jauh menjadi pilihan terbaik. Fastfood dan tempat makanan instan lain terpaksa saya tanggalkan, selain karena alasan kesehatan, makanan yang didominasi junk food itu jarang kami singgahi karena bikin dompet menjerit-jerit kesakitan. Ingat to gimana rasanya jerawat dipencet? Ya seperti itulah rasanya ketika duit lagi tipis tapi diajak makan mahal. Dalam trilogi tatanan kehidupan masyarakat, kebutuhan primer manusia terdiri dari triple-S. Sandang pakaian, pangan makanan, dan papan tempat tinggal. Walaupun pada abad 21 ini smartphone dan kuota penunjangnya menjadi kebutuhan primer keempat bagi para milenial yang sedang menyelesaikan push rank-nya ini. Siapapun butuh makan, yaiyalah, tiap hari makan, ketemu gebetan makan, ketemu mantan pacar makan, ketemu pacarnya mantan makan, dan setiap pertemuan kebanyakan pakai acara makanan sudah diantar mbak-mbak pramusaji, nafsu liar langsung bergejolak ingin segera mencicipi hangatnya hidangan yang disajikan. Jika dekorasi makanan dan warungnya instagramable dan dinilai "nyeni", pasti deh ada aja beberapa makluk yang melakukukan sesi pemotretan dan di upload ke insta story. Bukan foto-fotonya yang jadi masalah, tapi terkadang seusai makan, masih banyak sisa-sisa lauk dan nasi yang ditinggalkan di piring. Mungkin mereka pengen meninggalkan jejak kenang-kenangan atau mau menyindir pemilik restoran dengan tanda semiosis, atau nada-nada satire yang tak sempat untuk diucapkan secara gamblang dengan kalimat Woy masakanmu kepedesan, nasinya kebanyakan. Sisa makanan adalah masalah besar, karena fungsi utama makan bukan sebagai penunda lapar, tapi sebagai cara melanjutkan hidup. Eh situ malah buang-buang aja makanan alias menyisakan di piring. Padahal limbah makanan yang sengaja dibuang itu masih layak untuk dikonsumsi. Dikutip dari laman jumlah rata-rata sampah sisa makanan dalam setahun di Indonesia adalah 13 juta ton. Hal itu dipicu karena perilaku menyisakan makanan dalam piring ketika makan. Padahal, makanan 13 juta ton itu bisa menghidupi 28 juta penduduk Indonesia yang sih yang biasa disisain anak muda? Nasi atau sayuran. Makanan pokok staple foods seperti nasi adalah makanan paling banyak nomor 2 dikonsumsi penduduk dunia setelah jagung dan sebelum gandum. Beras dinikmati di sebagian belahan benua asia asia tenggara, asia selatan, dan asia timur 1 2 3 Lihat Nature Selengkapnya Anas bin Malik berkata): dan beliau memerintahkan kepada kami untuk menjilat piring dan bersabda: Sesungguhnya kalian tidak tahu di bagian mana pada makanan kalian terdapat keberkahan H.R Muslim. 10. Makan dari pinggirnya, tidak mengambil mulai dari tengah (atas) makanan, karena keberkahan makanan itu diturunkan dari tengahnya. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Pernahkah Anda menyadari bahwa menyisakan makanan yang disantap lalu membuangnya adalah tindakan kurang etis? Tentu banyak sekali kita melihat pada suatu pesta atau pada beberapa rumah makan, orang yang merasa memiliki uang dengan pongahnya memesan banyak mskanan, tetapi hanya disantap atau dihabiskan setengahnya saja, sisanya boro-boro diminta di bungkus, tetapi dibisrkan ditinggalkan di meja dan lalu dibuang ke tempat sampah oleh pramusaji rumah makan. Memang bisnis antara pemesan makanan dan pemilik rumah makan hanya sebatas pembayaran, begitu pembayaran diselesaikan semuanya beres. Sadarkah sisa makanan itu menjadi limbah? Sadarkah bahwa banyak manusia dimuka bumi ini masih banyak yang kelaparan? Berbeda dengan kondisi di sebuah negara di Eropa, orang memesan makanan sewajarnya saja, maka tidak heran bila kita melihat anak muda berdua yang hanya menghadapi dua piring makanan dan dua kaleng minuman di meja mereka. Demikian pula pada meja lain sebuah keluarga memesan makanan secukupnya, lalu membagi diantara mereka zehingga habis tak bersisa. Apakah mereka tergolong pelit? Tidak, justru mereka perlu nendapat apresiasi karena telah menyelamatkan lingkungan. Karena di negara Eropa ini sudah diberlakukan peraturan, suatu denda bagi mereka yang menyia-nyiakan sumber daya alam. Karena sumber daya alam itu milik bersama. Jadi mereka yang menyisakan makanan di mejanya dapat dikenakan jadi teringat adanya peraturan pada rumah makan dengan konsep AYCE All You Can Eat yang sudah mulai menjamur di Indonesia. Kita boleh mengambil makanan apa saja, namun bila kita menyisakan makanan, maka rumah makan akan mengenakan denda. Konsep ini bagus, karena akan membiasakan pengunjung mengambil makanan sesuai kapasitas yang mampu bila kita menghadiri pesta dengan konsep prasmansn sekalipun, ambillah makanan secukupnya, jangan lapar mata, lalu hampir semua jenis makanan ditumpuk pada piring, sehingga tumpukannya sangat tinggi. Pertama akan membuat malu diri kita karena akan jadi bahan gunjingan. Kedua, kita pasti akan menyisakan makanan, yang identik dengan menyia-nyiakan sumber daya serupa juga berlaku bila kita menjamu tamu, bukannya kita pelit, tetapi pesanlah makanan secukupnya yang mampu kita habiskan. Bagaimana cara merubah kebiasaan buruk untuk selalu menyisakan makanan? Didiklah sejak ansk-anak kita masih kecil untuk menghargai setiap butir nasi. Saat saya masih kanak-kanak, ada peribshasa yang sering disebutkan oleh orang tua 'jangan menyisakan nasi di piring, karena nasi akan menangis'. Melalui peribahasa ini kita dibiasakan untuk mengambil makanan secukupnya, sehingga tidak perlu menyisakan sebutir nasipun di atas semua orangtua mau mendidik cara makan anak-anaknya, hampir dapat dipastikan generasi berikutnya akan menghapus kebiasaan buruk menyisakan makanan sama halnya dengan denda yang alan dikenakan pada mereka yang menyisakan makanan pada rumah makan dengan konsep AYCE. Sekaligus kita akan menyelamatkan sumber daya alam ysng akan terbuang percuma. Lihat Nature Selengkapnya

Mengambilmakanan menggunakan sendok yang berbeda. Jangan menggunakan sendok yang kamu pakai untuk makan untuk mengambil makanan dari piring-piring di tengah meja. Kalau kamu sampai keliru, orang Vietnam menganggap hal itu sebagai perbuatan tidak menyenangkan. Baca: Liburan ke Jepang, Ini 5 Hal yang Wajib Dilakukan di Tokyo. Memakai sumpit

JAKARTA, - Aktivitas yang padat, terkadang membuat sebagian orang menyepelekan kegiatan membersihkan rumah yang paling kecil, yakni mencuci piring. Padahal, dengan segera mencuci piring, akan menjadikan dapur lebih rapi dan teratur. Sebaliknya, cucian piring yang menumpuk akan menjadikan dapur sebagai sarang serangga serta hama yang tidak diinginkan dari Taste of Home, Rabu 26/5/2021, kegiatan yang sangat banyak, membuat sebagian orang mencuci piring tidak maksimal dan meninggalkan masih meninggalkan noda di dalam piring dan peralatan makan lainnya. Baca juga Cara Cerdas untuk Menghilangkan Goresan dari Piring Porselen Putih Oleh karena itu, ada beberapa kesalahan dalam mencuci piring yang tidak boleh dilakukan, antara lain sebagai berikut. 1. Membiarkan piring menumpuk Meninggalkan piring di wastafel dapur untuk dicuci nanti bukan hanya kebiasaan bermalas-malasan, tapi juga bisa berbahaya. Bakteri dapat tetap hidup hingga empat hari di piring bekas Anda dan menyebar ke seluruh lagi kerak saus atau sisa makanan membuat mencuci piring semakin sulit. Jika Anda benar-benar tidak ingin membersihkan saat Anda pergi, setidaknya bilas piring dari sisa bahan makanan yang menempel. 2. Menggunakan terlalu banyak sabun Pernahkah Anda mengeluarkan gelas dari lemari dan terlihat keruh dan sedikit kotor? Jika keadaannya seperti itu, mungkin Anda menggunakan terlalu banyak sabun cuci piring saat mencucinya. Baca juga Cara Mudah Membersihkan Mesin Pencuci Piring Busa yang dihasilkan sabun cuci piring secara berlebihan dapat meninggalkan residu lengket di piring Anda jadi gunakan satu atau dua sendok makan sabun saat mencucinya. 3. Mengeringkan dengan lap kotor Kain lap yang digantung di wastafel yang "hanya untuk piring dan tangan" mungkin telah menjadi penampung semua tumpahan. Artinya mengandung kotoran, kotoran dan bahkan E. coli dan kuman lainnya. Sebagai solusinya, pastikan piring Anda mengering tanpa dilap atau sering mengganti handuk piring.
Tidakisraf, membeli makanan secukupnya, mengambil makanan secukupnya, habiskan makanan di piring makan dan perbanyak sedekah. Percayalah dengan melakukan hal yang sederhana ini, kita dapat mencegah kelaparan penduduk bumi dan juga mencegah perubahan iklim. Mulai dari diri sendiri dan mulai dari hal yang kecil, lalu ajaklah orang di sekitar kita. *
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Saat membaca tagline lomba yang diprakarsai oleh "Bandung Food Smart City" aku seakan kembali ke masa kanak-kanak, masa dimana keluarga kami belum memiliki televisi. Aku dan saudara-saudaraku harus mengintip dari lubang papan rumah tetangga untuk dapat menonton TV. Siang itu, kisah FTV bercerita tentang seorang anak perempuan yang menghitung sisa butiran nasi dari pembeli yang makan di warung ayahnya. Aku ingat sekali Aming menjadi salah satu aktor dalam FTV tersebut, namun sayang sekali aku lupa judul dari FTV tersebut. Kadang kala aku sangat rindu untuk menonton FTV pada masa kecil ku, tapi hatiku menolak untuk kembali ke masa-masa ceritaku kali ini bukan seputar kisah nostalgia kehidupan masa kecil ku yang menyedihkan ataupun mereview serial lawas televisi yang aku rindukan. Namun, aku ingin mengingatkan kembali bahwa isu tentang "Food Waste" bukanlah hal baru bagi masyarakat Indonesia. Isu ini pernah diangkat menjadi sebuah serial televisi pada sekitar tahun 2005an seperti yang telah aku ceritakan sebelumnya dan hal tersebut masih sangat membekas di dalam ingatanku yang saat ini sudah berusia 26 makan dalam sebagian suku di Indonesia merupakan sebuah budaya yang sangat sakral. Kita diajak untuk menghormati makanan dengan cara memakan dengan hikmat. Hal itu dilakukan untuk menghargai setiap butiran keringat yang telah dikucurkan oleh orang-orang yang memberikan kontribusi sehingga makanan tersebut bisa dihidangkan diatas meja makan dan untuk mensyukuri karena kita masih dapat diizinkan makan disaat banyak orang kesulitan untuk memperoleh makanan. Menurut data FAO Food and Agriculture Organization terdapat 800 juta penduduk dunia yang menderita kekurangan pangan secara kronis dan tidak mampu mendapatkan pangan untuk memenuhi kebutuhan energi minimum mereka. Data FAO tahun 2019Menyisahkan nasi di dalam piring ketika makan juga menjadi pantangan oleh beberapa suku di Indonesia. Budaya ini masih dipegang teguh oleh beberapa orangtua, dimana mereka akan memberikan hukuman atau menegur anaknya yang tidak menghabiskan makanan mereka. Namun, seiring berjalannya waktu, tradisi itu perlahan mulai hilang, tidak tahu sejak kapan pastinya. Hal ini mulai aku sadari saat duduk di bangku kuliah dan mulai sering makan di warung. Aku sering kali dikejutkan oleh beberapa pelanggan atau pembeli yang menyisakan makanannya diatas piring, bahkan seringkali mereka hanya memakan setengah dari makanan yang mereka pesan. Awalnya, aku bingung dengan hal tersebut, tidak jarang aku jadi merasa malu karena seakan menjadi wanita yang rakus karena tidak pernah sekalipun makanan tersisa diatas aku berpikir apakah zaman sudah berubah? Apakah ada alasan lain mengapa setiap orang mulai menyisakan makanan? Apakah ini pertanda zaman modernisasi? Atau ini hanya kebiasaan hedon anak muda yang ingin tampil keren, namun membuat hati manusia sepertiku menjadi memang kebiasaan menyisahkan makan merupakan sebuah gaya hidup baru untuk memperoleh kepuasan diri agar dianggap keren dan mengikuti zaman, maka akan lebih keren lagi bila kita mau mengambil atau meminta makanan sesuai dengan kebutuhan kita, sehingga tidak ada makanan yang terbuang sia-sia. Sampah makanan di Indonesia setiap tahunnya mencapai 13 juta ton, hal ini diungkapkan oleh Kepala Perwakilan Pangan PBB FAO. Sampah makanan tersebut paling banyak berasal dari catering, retail dan restoran. Padahal jika dikekola dengan baik 13 juta ton makanan sisa dapat dinikmari oleh lebih dari 28 juta orang. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik BPS, jumlah ini hampir sama dengan populasi penduduk miskin di setiap kerisauan hati, aku mulai berpikir setidaknya ada kampanye di setiap warung makan berupa pengumuman Harus menghabiskan makanan yang telah dipesan atau memberikan denda kepada pelanggan yang tidak menghabiskan makanan mereka. Pemberian denda kepada pelanggan yang tidak menghabiskan makanan telah diterapkan oleh beberapa restoran Jepang, seperti restoran seafood bernama Hackikyo di Sapporo Jepang yang memberlakukan denda jika pelanggan tidak menghabiskan makanan di mangkok mereka. Kebijakan ini dibuat untuk menghargai orang-orang yang telah berjasa mempertaruhan nyawa untuk dapat membuat hidangan sampai di meja makan. Restoran Hackikyo berhasil mengedukasi pelanggannya karena hampir tidak ada pelanggan yang menyisahkan makanan di mangkok disetiap warung di Indonesia diberi tanda peringatan Di warung ini dilarang menyisakan makanan atau memberikan denda kepada pelanggan yang tidak menghabiskan makanan yang telah dipesan, maka kemungkinan besar akan semakin banyak orang yang tidak menyisakan makanannya diatas piring mereka. Hal itu juga membawa keberuntungan buat tipe manusia seperti aku yang tidak biasa menyisakan makanan dan dapat menghentikan budaya menyisakan makanan diatas piring. Karena tidak ada lagi alasan buat pembeli untuk menyisakan makanan mereka, bahkan tidak akan adalagi pertambahan jumlah populasi manusia yang menyisakan makanan diatas piring mereka hanya karena takut diberi label "rakus".Peringatan yang diberikan oleh warung makan kemungkinan akan menjadi sebuah langkah awal untuk mengurangi pemborosan makanan, karena warung makan merupakan tempat bertemunya beberapa orang yang memiliki karakter yang berbeda dan kadangkala hanya untuk menyeragamkan standar gaya hidup, tanpa disadari setiap orang mulai saling mempengaruhi satu sama lain. Seperti pengalaman yang aku alami, dari warung makanlah muncul rasa risih ketika aku tidak menyisakan makanan diatas setiap orang memakan makanan sesuai porsi yang dibutuhkan oleh tubuh, mari berhenti melakukan gaya hidup yang salah dan mulai melakukan perubahan dari dalam diri kita pribadi. Ketika kita menghargai makanan, maka kita juga ikut menghargai setiap jasa orang-orang yang bekerja untuk menyediakan makanan tersebut sehingga dapat kita nikmati. Semangat berbenah dengan revolusi mental yang baru. Hidup memang bukan hanya untuk makan, namun makan dapat membuat hidup dan menghargai makanan akan membuat hati mu benar-benar tampak hidup. Lihat Humaniora Selengkapnya
rgblU1.
  • 5qfyhy0uup.pages.dev/359
  • 5qfyhy0uup.pages.dev/457
  • 5qfyhy0uup.pages.dev/71
  • 5qfyhy0uup.pages.dev/58
  • 5qfyhy0uup.pages.dev/91
  • 5qfyhy0uup.pages.dev/193
  • 5qfyhy0uup.pages.dev/460
  • 5qfyhy0uup.pages.dev/79
  • jangan menyisakan makanan dalam piring karena itu perbuatan